BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam setiap negara pasti akan mengalami yang
namanya pertumbuhan dan pembangunan di negara yang berkembang. Yang mana
pertumbuhan ekonomi memiliki arti yang berbeda dengan pembangunan ekonomi.
Dalam membahas mengenai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi ada baiknya
pemakalah akan menjelaskan lebih mendalam dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan perkembangan ekonomi?
2.
Sebutkan
perencanaan dan dalam merumuskan pertumbuhan ekonomi?
3.
Apa masalah
pembangunan di negara berkembang?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Beberapa
Konsep Mengenai Pertumbuhan Ekonomi
Dalam
materi ini banyak dinyatakan berbagai konsep yang erat hubungannya dengan
perkembangan ekonomi suatu negara istilah-istilah seperti pertumbuhan ekonomi (economic
growth), pembangunan ekonomi (economic developmen), tingkat
kemakmuran atau taraf hidup masyarakat, dan pendapatan perkapita.[1]
1.
Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumuhan ekonomi menerangkan atau mengukur
prestasi dari perkembangan ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya
pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang
berlaku disuatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang
industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan
sektor produksi jasa, dan pertambahan produksi barang modal.[2]
2.
Pembangunan
ekonomi
Istilah pembangunan ekonomi biasanya dikaitkan
dengan perkembangan ekonomi di negara berkembang. Sebagian ahli ekonomi
mengartikan istilah ini sebagai economic development is growth plus change yang
berarti pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh
perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Misalnya kepada
usaha merombak sektor pertanian yang tradisional, masalah mempercepat
pertumbuhan ekonomi, dan masalah perataan pendapatan.[3]
3.
Tingkat
kemakmuran
Banyak indikator yang dapat digunakan untuk
menunjukkan tingkat kemakmuran dan taraf hidup yang dicapai oleh masyarakat
suatu negara. Persentasi penduduk yang menikmati kebutuhan yang relatif penting
dalam kehidupan mereka seperti pemilikan rumah, fasilitas untuk memperoleh air
minum yang bersih, pemilikan alat hiburan seperti televisi dan radio, fasilitas
pendidikan yang mempengaruhi tingkay kemakmuran suatu masyarakat, dan
tersedianya pekerjaan yang cukup.[4]
4.
Pendapatan
perkapita
Pendapatan
perkapita salah satu komponen pendapatan nasional yang selalu dilakukan
penghitungannya adalah pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata
penduduk suatu negara pada waktu tertentu. Nilainya diperoleh dari membagi
nilai pendapatan nasional bruto atau pendapatan domestik bruto pada setiah
tahun dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut.[5]
B. Perbandingan
Kemakmuran Berbagai Negara
Sebagai
ukuran besar untuk membandingkan tingkat kemakmuran suatu negara, data
pendapatan perkapita selalu digunakan untuk tujuan yang sama, bagian ini akan
menggunakan data tersebut untuk membandingkan tingkat kemakmuran diantara
berbagai negara, terutama di negara maju dan berkembang. Terdapat tiga aspek
yang harus diketahui:[6]
1.
Perbandingan
secara global di antara penduduk dumia di dalam beberapa golongan pendapat.
2.
Perbandingan
yang lebih terperinci diantara beberapa negara terpilih di dunia ini.
3.
Perbandingan
pendapatan perkapita yang sudah sesuai dengan perbedaan biaya hidup dengan
menggunakan purchasing power pariti.
C. Faktor-faktor
yang Menentukan Pertumbuhan Ekonomi
Adapun faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ahli-ahli
ekonomi, ialah:
1.
Tanah dan kekayaan
alam lainnya
Kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan
kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan, dan
hasil laut yang dapat diperoleh, dan jumlah dan jenis barang tambang yang
didapat. Apabila negara tersebut mempunyau kekanyaan alam yang didapat usahakan
dengan menguntungkan, hambatan baru saja dijelaskan akan dapat diatasi, dan
pertumbuhan ekonomi dipercepat. Kemungkinan untuk memperoleh keuntungan
tersebut akan menarik pengusaha-pengusaha dari negara yang lebih maju untuk
mengusahakan kekanyaan alam tersebut.[7]
2.
Jumlah dan mutu
penduduk serta tenaga kerja
Penduduk yang bertambah dari waktu kewaktu dapat
menjadi pendorong maupun penghambat kepada perkembangan ekonomi. Penduduk yang
bertambah akan memperbesar tenaga kerja, dan pertambahan tersebut memungkinkan
negara itu menambah produksi. Di samping itu, sebagai akibat pendidikan latihan
dan pengalaman kerja, dan kemahiran penduduk akan semakin tinggi. Maka
produktifitas akan bertambah, dan ini akan menimbulkan pertambahan produksi
yang lebih cepat dari pada penambahan tenaga kerja.[8]
3.
Barang-barang
modal dan tingkat teknologi
Dalam mempertinggi efisiensi pertumbuhan ekonomi
barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan ekonomi. Tanpa adanya
alat-alat untuk menangkap ikan danberburu, alat-alat bercocok tanam serta
mengambil hasil hutan, masyarakat yang kurang maju akan mengaami kesusahan yang
lebih banyak lagi dalam mencari makanan sehari-hari.[9]
Adapun kemajuan teknologi dapat mempertinggi efisiansi produksi suatu barang.
Kemajuan seperti itu akan menurunkan ongkos produksi dan meningkatnya produksi
dan kemajuan teknologi menimbulkan barang temuan baru yang belum pernah
diproduksi sebelumnya. Disamping itu kemajuan teknologi dapat meningkatkan mutu
barang yang diproduksikan.[10]
4.
Sistem sosial
dan sikap masyarakat
Bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat
menjadi penghambat serius dalam pembangunan seperti adat istiadat yang
tradisional dpat menghambat cara-cara produksi yang modern dan yang diroduksinya tinggi. Sikap
masyarakat yang dapat memberikan dorongan yang besar kepada pertumbuhan
ekonomi. Sikap yang demikian antara lain adalah sikap menghemat yang bertujuan
untuk mengumpulkan lebih banyak uang untuk investasi, sikap yang sangat
mengagumi kerja keras, kegiatan untuk mengembangkan usaha, dan sikap selalu
berusaha untuk menambah pendapatan dan keuntungan.[11]
5.
Luas pasar
sebagai sumber pertumbuhan
Di
negara yang sangat maju perekonomiannya juga luas pasar sangat penting perannya
dalam menentukan cepatnya pertumbuhan ekonomi. Dari hubungan sebab akibat baru
dinyatakan ini wujud suatu pendapat bahwa luas pasar menimbulkan hambatan
kepada negara-negara miskin untuk membangun. Untuk mengatasi hambatan tersebut
perulah sesuatu negara miskin berserentak
melakukan pembangunan disegala bidang. Pandangan itu dikenal sebagai
teori pembangunan seimbang.[12]
D. Teori-teori
Pertumbuhan Ekonomi
Dalam bagian secara ringkas akan diterangkan pokok
pandangan dari teori-teori pertumbuhan ekonomi. Yang diantaranya, ialah:
1.
Teori
pertumbuhan ahli-ahli ekonomi klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat
fektor yang digunakan. Yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun
menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi klasik tergantung kepada banyak faktor,
ahli-ahli ekonomi klasik terutama menumpahkan perhatiannya kepada pengaruh
pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan kepada pemisalan
ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada
tingkat produksi dan pendapatan.[13]
Pertumbuhan ekonomi klasik dapat dilihat bahwa
apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marginal lebih tinggi dari pada
pendapatan perkapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan perkapita.
Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil lebih semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan
semakin berkurang.[14]
2.
Teori schumpeter
Dalam teori ini ditunjukkan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru,
mempertinggalkan efisiensi dalam memproduksi sesuatu barang, memperluas pasar
sesuatu barang-barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah
yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi perusahaan dengan
tujuan mempertinggi efisiensi.[15]
3.
Teori harrod
domar
Teori ini bertujuan untuk menerangkan syarat yang
harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh
atau stead growth dalam angka panjang. Dengan menggunakan
permisalan-permisalan barang modal telah mencapai kapasitas penuh, tabungan
adalah proposional dengan pendapatan nasional, rasio modal produksi (capital
output ratio) tetap, dan perekonomian terdiri dari dua sektor.[16]
4.
Teori
pertumbuhan neo klasik
Teori
pertumbuhan neo klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran.
Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovist dan Solow seorang akademis
yang pernah mengajar di MIT dan juga seorang pemenang hadiah Nobel, mengatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor
produksi.[17]
E. Masalah
Pembangunan di Negar Berkembang
Ahli-ahli
ekonomi telah banyak membuat analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadi penghambat penting dan masalah pembangunan di negara tersebut, ialah:
1.
Pertanian
tradisional
Kekurangan
modal, pengetahuan, unfrastruktur pertanian, dan aplikasi teknologi modern
dalam kegiatan pertanian menyebabkan sektor ini produktivitasnya sangat rendah
dan seterusnya mengakibatkan tingkat pendapata petani yang tidak banyak bedanya
pada pendapatan pada tingkat subsisten.[18]
2.
Kekurangan modal
dan tenaga ahli
Kekurangan
modal adalah suatu ciri penting dari
setiap negara yang memulai pembangunan dan kekurangan ini bukan saja mengurangi
kepesatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan, tetapi juga menyebabkan
kesukaran kepadaa negara tersebut untuk keluar dari keadaan kemiskinan.
Perkembangan dan mmodernisasi suatu perekonomian memerlukan modal yang sangat
banyak. Infrastruktur harus dibangun, sistem pendidikan harus dikembangkan, dan
kegiatan pemerintah harus diperluas.[19]
Sedangkan
pelaksanaan modernan tersebut harus ada yenag akerja yang diperlukan berbagai
golongan tenaga kerja baru yang terdidik seperti insinyur, akutan, dan manajer
untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan. Disamping itu diperlukan
tenaga-tenaga terampil, yang akan menjadi pengawas, dan pelaksanan berbagai
kegiatan produksi.[20]
3.
Perkembangan
penduduk pesat
Mengenai
sifat penduduknya terdapat dua ciri-ciri penting yang menimbulkan efek yang
buruk kepada usaha pembangunan, yaitu: dibeberapa negara jumlah penduduknya
relatif besar dan tingkat perkembangan pemduduknya retatif sangan cepat. Ini
berarti di negara-negara berkembang mendapat masalah yang sangat bear dalam
membangun, yaitu: disatu pehak negara-negara tersebut memiliki sumber-sumber
dan kemampuan yang terbatas dalam melakukan pembangunan ekonomi. Tetapi dilain
pihak, mereka harus menciptakan kesempatan kerja dan berusahamenaikkan
kemakmuran untuk sebagian besar penduduk dunia yang bertambah.[21]
4.
Masalah
penciptakan kesempatan kerja dan pengangguran
Pertambahan penduduk dalam satu tahn tertentu akaan
mengakibatkan pertambahan angkatan berkerja sekitar 50-80 persen dari penduduk
yang bertambah 15 hingga 20 tahun kemudian. Dengan demikian makin bertamabahnya
penduduk disuatu negara, semakin besar pula tenaga kerja yang baru yang akan
memasuki angkatan pekerja. Perbandingan diantara masalah menyediakan kesempatan
kerja di negara kita daan di Australia dapat menggambarkan tentang pengaruh
pertambahan penduduk yang pesat tersebut kepad persoalan menyediakan kesempatan
kerja dan masaalah pengangguran.[22]
F. Kebijakan
Mempercepat Pembangunan
Berbagai negara telah mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi agar taraf kemakmuran masyarakat dapat ditingkatkan dengan
mewujudkan pertuhan ekonomi yang pesat diantaranya, ialah:
1.
Kebijakan
diversifasi kegiatan ekonomi
Langkah yang lebih pentig adalah mengembangkan
kegiatan ekonomi yang baru yang dapatt memperceepat transformasi kegiatan
ekonomi dari yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern.
Perkembangan kegiatan pertanian memerlukan input pertanian modern, seperti
pupuk, pembasmi serangga dan alat pertanian yang modern yang dihasilkan oleh
sektor industri. Seterusnya sektor ini dapat didorong untuk mengekspor
produksinya ke negara lain. Dalam era globalisasi kegiatan mengekspor barang
industri akan menjadi bertambah penting. [23]
2.
Mengembangkan
infastruktur
Berbagai
kegiatan ekonomi memerlikan infrastruktur untuk berkembang, yakni: jalan,
jembatan, lapangan teerbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi, dan
penyediaan air, listrik, dan jaringan tlepon perlu dikembangkan. Berbagai jenis
infrastruktur ini sangat diperlukan untuk perusahaan-perusahaan untuk
meningkatkan ofesiensi oprasinya. Perkembangan infrastruktur harus selaras
dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian mengembangkan infrastruktur harus
terus menerus dilakuakn dan harus diselaraskan dengan kemajuan ekonomi yang
akan dicapai dan yang ingin diwujudkan dimasaa depan.[24]
3.
Mengenbangkan
institusi yang mendorong pembangunan
Sedangkan
pembangunan memrlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang
dilakukan. Untuk mewujudkan hali ini sistem bank perlu dikembangkan. Sistem
bank dan dab institusi keuangan lain dan pasar keuangan. Seperti pasar saham
dan pasar bond, dapat memberikan
sumbangan penting kepadaa usaha meningkatkan tabungan.
Menarik
investor asing selalu dilakukan berbagai
negara sebagai salah satu usaaha untuk mempercepat perkembangan investasi.
Sumbanga penting dalam pembangunan, yaitu: penanaman modal asing menyediakan
modalnya sendiri, akan memindahkan teknologai dan kepakaran lain ke negara yang
didatanginya, meningkatkan penggunaan teknologi modern, dan kerap kali usaha
mereka dapat meningkatkan ekspor.[25]
4.
Merumuskan dan
melaksanakan perencanaan ekonomi
Telah diterangkan bahwa mewujudkan pertumbuhan
ekonomi bukanlah yang mudah dan masalah hambatan yang dihadapi adalah
bermacam-macam. Pembangunan ekonomi perlu dilakukan melalui perencanaan
pembangunan berbagai kegiatan dapat dilaraskan dan arah ekonomi yang berjangka
panjang dapat ditentukan. Dalam perencanaan dperlu dilakukan hal berikut:
tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapi, tingkat tabungan dan investasi yang
perli diwujudkan, peranan sektor suasta dan pemerintah dalam mencapai tujuan
tersebut, perkembangan kegiatan ekonomi diberbagai dan sektor dan wilayah yang
perlu dilakukan, jumlah perbelanjaan dan sumber keuangan yang akan digunakan
dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan. [26]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat saya simpulkan dari pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi, yakni: Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah ini
sebagai economic development is growth plus change yang berarti
pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh
perubahan-perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi.
Dalam perencanaan dan merumuskan pertumbuhan ekonomi
perlu dilakukan hal berikut: tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapi, tingkat
tabungan dan investasi yang perli diwujudkan, peranan sektor suasta dan
pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut, perkembangan kegiatan ekonomi
diberbagai dan sektor dan wilayah yang perlu dilakukan, jumlah perbelanjaan dan
sumber keuangan yang akan digunakan dalam mewujudkan tujuan pertumbuhan ekonomi
yang ditetapkan.
Maslah dan hambatan pembangunan di negara berkembang
adalah: pertanian tradisional, kekurangan modal dan beberapa ahli, perkembangan
oenduduk pesat, masalah untuk menciptakan kesempatan kerja dan pengangguran.
DFTAR PUSTAKA
Sadono Sukirno, Pengantar
Teori Makroekonomi Edisi Kedua,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), Hal.
Sadono Sukirno, Makroekonomi
Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), Hal.
[1]
Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), Hal. 422
[2]
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi Edisi Kedua, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997),
Hal. 415
[3] Ibid., Hal.
415
[4] Ibid., Hal.
415-416
[5] Ibid., Hal.
417
[6] Ibid., Hal.
419
[7] Ibid., Hal.
425
[8] Ibid., Hal.
426
[9] Ibid., Hal.
427
[10] Ibid., Hal.
428
[11] Ibid.,
[12] Ibid., Hal.
429
[13] Ibid., Hal.
430
[14] Ibid., Hal.
431
[15] Ibid., Hal.
432
[16] Ibid., Hal.
433
[17] Ibid., Hal.
436
[18] Ibid., Hal.
438
[19] Ibid., Hal.439
[20] Ibid., Hal.
440
[21] Ibid., Hal.
440-441
[22] Ibid., Hal.
441
[23] Sadono
Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2010), Hal. 442
[24] Ibid.,
Hal. 442
[25] Ibid., Hal.
443
[26] Ibid., Hal.
444-445
Tidak ada komentar:
Posting Komentar